Kaltimpedia
Beranda Wisata Bakmi Jawa Khas Gunungkidul Jogja ada di Samarinda

Bakmi Jawa Khas Gunungkidul Jogja ada di Samarinda

Dengan memakai Surjan, Koko melayani pelanggannya, menambah hidup seperti suasana di Yogjakarta.

SAMARINDA – Jika punya rasa kangen menikmati bakmi seperti yang di Jogjakarta, terutama paduan rasa dari racikan bumbu khas Kranon, desa Kepek, kecamatan Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak perlu terbang jauh ke Jogja, cukup ke atas gunung di kawasan Jalan Wiraguna kelurahan Sidodadi, Samarinda Ulu sudah bisa menikmati lezatnya perpaduan rempah khas Jawa di Bakmi Jawa Kang Koko.

Untuk mencapai kedai Bakmi Jawa Kang Koko memang cukup memacu adrenalin, karena medan jalannya yang naik dan cukup sempit jika gunakan kendaraan R4. Tapi jika gunakan R2 bisa langsung sampai ke kedainya. Cuma jika kembalinya juga harus hati-hati di pengereman karena cukup curam.

Irianto Eko Sujatmiko (64) saat menyiapkan pesanan nasi goreng.

Teguh Prayitno salah satu pelanggan Bakmi Jawa Kang Koko mengungkapkan kalau mau menikmati bakmi khas Jawa Kang Koko jika kita dari arah Jalan Juanda masuk ke Jalan Juanda 4. “Lewat Juanda 4 lurus arah Wiraguna. Begitu melewati tanjakan yang terjal, ada gang di sebelah kiri namanya gang Warga Wira, masuk terus ke atas, kemudian belok kiri, nah di atas puncak gunung itu kedainya Bakmi Jawa Kang Koko,” jelas Teguh Prayitno.

Diungkapkan Teguh, rasa khas bakminya itu beda dengan mie goreng lainnya yang ada di Samarinda. “Bumbu rempah-rempahnya lebih terasa khas Jawanya. Pokoknya yang kangen bakmi Jogja cukup ke Bakmi Kang Koko saja terobati sudah rasa kangennya,” tambahnya.

Kedai Bakmi Jawa Kang Koko yang selalu ramai seusai magrib.

Selain bisa menikmati rasa bakmi yang khas Jogja, juga saat menunggu hidangan disajikan dapat menikmati pemandangan Kota Samarinda dari ketinggian. “Kalau dari kedai ini viewnya ke arah jalan Juanda.” imbuh Teguh.

Selain bakmi Jogja Teguh juga merekomendasikan Kupat Tahu Megelangan. “Rasanya pas untuk obat kangen pulang kampung,” celetuknya.

PENSIUNAN GURU PENJASKES

Sang peracik bumbu Bakmi Jowo Kang Koko adalah Irianto Eko Sujatmiko (64) warga perantauan asal Kranon, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul DIY yang merantau mengadu nasib ke Samarinda sejak tahun 1992.

Saat ditemui di kedainya, Rabu malam (30/7/2025), Irianto Eko yang akrab di panggil kang Koko ini mengungkapkan mendapatkan resep bakmi Jawa ini dari Ponijo saudara angkatnya yang sudah puluhan tahun membuka usaha serupa di Ngawen, Gunungkidul.

“Seusai saya pensiun jadi guru di sekolah dasar tahun 2024, saya pulang kampung dan menemui kang Ponijo. Di sanalah saya belajar resep bakmie khas Jogja. Dua bulan saya mendalami resep bakmie, ngawulo Karo kang Ponijo, dan Alhamdulillah dapat ilmunya. Beliau baik banget, mau berbagi ilmu resepnya,” ungkap Koko.

Masakan kang Ponijo itu menjadi langganan almarhum Probosutedjo. “Kalau dulu semasa pak Probosutedjo adiknya pak presiden Soeharto masih hidup jika pulang kampung di Jogja pasti memanggil kang Ponijo untuk masak bakmi dan bikin wedang ronde,” kenangnya.

Teguh Prayitno, pemburu kuliner di Samarinda.

Sebelum berjualan bakmi, Koko yang di Wiraguna biasa dikenal dengan panggilan Kang Guru, adalah seorang pendidik di sekolah dasar. “Saya dulu guru olahraga, pernah tugas di SD 03 Bukit Barisan, pindah ke SDN 09 KS Tubun Samarinda, dan pensiun tahun 2024 lalu,” ungkap Koko.

Setelah pensiun itulah berfikir dari pada tidak ada kegiatan akhirnya pulang kampung dan belajar resep bakmi. “Jadi usaha bakmi ini sebenarnya untuk mengisi waktu dari pada tidak ada kegiatan, sehingga ada rutinitas yang bisa saya lakukan.” ucapnya.

Dalam menghidangkan masakan bakmi, Koko memasaknya satu persatu porsi. “Saya masak satu-satu, karena kalau sekalian banyak rasanya itu berbeda. Untuk menjaga rasa dan taste yang pas di lidah saya masak satu-satu. Kalau pesan 10 porsi ya harus bersabar, satu-satu, tidak sekaligus bikin untuk 10 porsi,” tambah suami dari Suprihatin ini.

Koko juga mengungkapkan wajan yang digunakan untuk memasak juga dibawanya dari Jogja, termasuk dandang untuk masak airnya juga dari Jogja. “Wajan produk Jogja ini terbuat dari baja Siam, beratnya wajan kecil saja mencapai 5 kg. Panasnya awet dan rata, sangat berpengaruh terhadap proses penyerapan bumbu saat dimasak,” jelasnya.

Disinggung soal penggunaan ayam sebagai pelengkap bakmi Jawa, Koko mengungkapkan tidak menggunakan ayam kampung, karena harganya tidak ngangkat. Jadi ia gunakan daging ayam petelor kadang juga gunakan ayam joper (jowo peranakan) produk KUB (kelompok usaha bersama) dari adiknya.

Koko juga tidak menggunakan arang karena di Samarinda susah dapatkan arang. “Saya gunakan kompor woss, karena dapatkan arang di Samarinda ini cukup susah,. Ada arang tapi asapnya menggangu sekali, makanya saya tidak gunakan arang untuk memasak bakmi,” tambahnya.

Dalam melayani pecinta kuliner kedai Bakmi Jowo Kang Koko ini menyediakan berbagai menu antara lain Bakmi Jawa Goreng, Bakmi Jowo Godo, Nasi Goreng Jawa, Nasi Mawut, dan Kupat Tahu Magelangan.

Dalam memilih bahan baku bakmi, Koko awalnya kesulitan mendapatkan mie yang pas. “Mie buatan lokal Samarinda ini kalau dimasak di lidah rasanya itu agak ada pahit-pahitnya. Jadi saya tidak gunakan itu. Kalau gunakan mie untuk mie ayam juga tidak pas, akan hancur hasilnya. Jadi pilihan saya gunakan Eko Mie produk pabrikan. Ini yang mendekati tekstur mie seperti bakmi di Jogja di daerah asalnya,” terangnya.

Bakmi Jawa, lanjut Koko, yang menjadi beda dengan mie goreng lain karena ada campuran bihunnya dalam memasaknya.

Yang penasaran bagaimana taste rasa dari Bakmi Jawa Kang Koko, jangan lupa mampir ke Kedainya, buka setiap hari dari jam 15.00 wita hingga jam 23.00 wite setiap hari, kecuali hari Kamis malam Jum’at libur. Jika kesulitan untuk menujunya gunakan saja google map, cukup ketik “Bakmi Yogja Kang Koko”.(mn)

Join Group Wa Kami Kaltimpedia.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan