Kaltimpedia
Beranda Samarinda Hadiri Konfercab Kefarmasian, Rusmadi Berharap Industri Obat-obat Bisa Berdaulat di Dalam Negeri

Hadiri Konfercab Kefarmasian, Rusmadi Berharap Industri Obat-obat Bisa Berdaulat di Dalam Negeri

Samarinda – Konferensi Cabang (Konfercab) dan seminar nasional kefarmasian baru saja digelar di Hotel Puri Senyiur Jalan Ruhui Rahayu, Minggu (21/5/2023). Kegiatan yang bertemakan Update Farmakoterapi ISPA Pasca Covid 19 dan Perang Apoteker dan Penanganan Stunting ini dihadiri kurang lebih 700 orang secara tatap muka dan melalui video conference.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi menghadiri sekaligus dirangkai dengan halal bihalal. Dalam sambutannya ia menyampaikan beberapa hal penting, diantaranya mengenai target menuju Indonesia emas pada tahun 2045.

“Persoalan kesehatan dan kefarmasian itu tidak terlepas dari tujuan utama yaitu bagaimana membangun bangsa Indonesia menjadi negeri yang maju dan bisa memberikan kesejahteraan serta kebahagiaan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Rusmadi.

Hal kedua yang tak kalah penting ia sampaikan adalah pengalaman dunia menghadapi Covid 19 yang memberikan pengalaman berharga bagi kita semua. Oleh karena itu sangat disayangkan kalau kemudian kita tidak memetik pelajaran dari pandemi, untuk dijadikan sebagai pelajaran yang penting untuk menjalankan tugas – tugas kita di bidang kefarmasian, kesehatan dan pembangunan.

“Yang ketiga terkait dengan persoalan dan tantangan yang dihadapi oleh dunia kefarmasian dan kesehatan pada umumnya dalam membangun bangsa Indonesia,” terangnya.

Ia mengungkapkan kondisi industri farmasi saat ini, menurutnya hampir seluruh industri farmasi Indonesia merupakan industri formulasi. Lebih dari 95 persen Bahan Baku Obat (BBO) di Indonesia adalah impor.

“Darurat obat, apakah betul kita darurat obat, covid 19 itu memberikan pelajaran kepada kita. Kalau harga obat-obatan kemudian naik, itu bukan produksi jumlahnya yang terbatas, jumlah yang terbatas itu karena kita selalu impor,” tuturnya.

Sehingga saat terjadi hambatan di negera lainnya, tentunya Indonesia juga ikut terhambat. Tak heran ia pun menaruh harapan besar terhadap para tenaga farmasi agar bisa berdaulat dalam menciptakan kebutuhan obat-obatan dalam negeri.

“Begitu banyak tumbuhan dan tanaman kita yang bisa dimanfaatkan untuk obat-obatan,” terangnya.

Tak ketinggalann ia juga membahas tentang persoalan stunting yang saat ini menjadi persoalan serius. Sebab stunting tidak hanya persoalan fisik tetapi juga masuk pada persoalan perkembangan otak.

“Mari kita terus bersemangat dalam rangka membangun generasi yang berkualitas menuju Indonesia emas di tahun 2045,” demikian Rusmadi. (adv)

Komentar
Bagikan:

Iklan