Inflasi di Kaltim Bulan September Sebesar 0,14 Persen
Kaltimpedia.com – Setelah pada bulan Agustus 2021, Provinsi Kalimantan Timur mengalami deflasi sebesar 0,14 persen, kini pada bulan September justru sebaliknya, Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 0,14 persen.
Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi September 2021 utamanya bersumber dari kenaikan harpa pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok pakaian dan alas kaki.
“Kaltim pada September 2021 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,14% (mtm)setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,17% (mtm). Secara tahunan, inflasi IHK September 2021 tercatat sebesar 1,68% (yoy) atau inflasi secara tahun kalender tercatat sebesar 1,24% (ytd),” jelas Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Tutuk SH Cahyono, pada rilis yang diterima pada Jumat (1/10/2021).
Dijelaskan Tutuk, Inflasi pada bulan September tercemin dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 0,50% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,92% (mtm).
Berdasarkan komoditasnya, komoditas bayam dan daging ayam ras menjadi penyumbang inflasi utama Kaltim di bulan ini yang masing-masing tercatat mengalami kenaikan sebesar 31,62% (mtm) dan 3,31% (mtm) dan memiliki andil total 0,12% (mtm).
“Mulai melandainya penyebaran COVID-19 seiring dengan gencarnya vaksinasi di Kaltim menjadi pendorong peningkatan permintaan barang oleh masyarakat,” ujarnya.
Tutuk mengakui kegiatan vaksinasi di Kaltim mengalami akselerasi pada satu bulan terakhir. Ini menjadikan Kaltim sebagai sepuluh besar provinsi dengan persentase vaksinasi tertinggi. Ini secara langsung mendorong percaya diri dan optimisme masyarakat maupun dunia usaha untuk kembali melakukan aktivitas terutama di bidang usaha kuliner setelah pada bulan sebelumnya dilakukan pembatasan yang cukup ketat.
“Inflasi yang terkendali berkat kerja keras semua pemangku kepentingan dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Kalimantan Timur terus dilakukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan keterjangkauan harga,” jelasnya.
Apalagi pada bulan September 2021, telah dilaksanakan Rapat Koordinasi TPID Provinsi Kaltim yang dipimpin oleh Kepala Biro Ekonomi Provinsi Kaltim yang membahas rantai nilai lokal, penpendalian inflasi dan potensi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi.
“Selain itu juga telah dilaksanakan Rapat Koordinasi antara BI Kaltim bersama Walikota Samarinda serta Asda Samarinda terkait pengembangan digitalisasi bahan pangan sebagai bagian dari pengembangan aplikasi Samarinda Smart City yang tengah dikembangkan oleh Pemkot Samarinda,” ujar Tutuk.(YA)