Tekan angka penderita TB di Kota Samarinda, Andi Harun Siap Berikan Dukungan dan Komitmen

Samarinda – Kasus Tuberkulosa (TB) menjadi salah satu persoalan yang menjadi sorotan dan harus segera ditangani. Terlebih telah tecatat bahwa ada 700 ribu kasus TB di Indonesia, berdasarkan data Kementerian Kesehatan bersama seluruh tenaga kesehatan tahun 2022.
Angka tersebut, menjadi jumlah tertinggi sejak TB ditetapkan menjadi program prioritas nasional. Sehingga untuk kasus di Kota Samarinda, menjadi sorotan utama pemerintah untuk menekan angka penderita TB.
Pada acara Pengukuhan Pengurus Anak Cabang (PAC) Perkumpulan Pemberantasan Tuberculosis Indonesia (PPTI) kota Samarinda di 10 kecamatan masa bakti 2023-2028 di ruang serbaguna Bankaltimtara, Kamis (25/5/2023). Wali Kota Samarinda, Andi Harun memberikan dukunhan penuh serta komitmennya dalam menekan angka penderita TB khususnya di Samarinda.
“Kasus TB kini semakin mengkhawatirkan. Bahkan sejak tahun 2022 lalu, Indonesia menduduki posisi kedua tertingi di dunia setelah India,” jelasnya.
Selanjutnya, ia pun menyampaikan bahwa selain penanganan TB, persoalan stunting juga merupakan hal yang tidak bisa pisahkan. Terlebih, penyakit-penyakit tersebut merupakan menjadi permasalahan global.
“Faktor kurangnya gizi itu bisa menyebabkan mudahnya terkena penyakit lain. Ini bisa menjadi penyebab terjangkit TB,” tegasnya.
Kepada pengurus pengurus PPTI Samarinda, diharapkan bisa membuat perencanaan yang paling memungkinkan untuk direalisasikan.
Seperti melakukan penyuluhan hingga keseluruh kecamatan, sedangkan untuk penanggulannya dilakukan melalui puskesmas.
“Saya harap penanganannya harus seserius mungkin. Tidak sekedar menyusun banyak mengusulkan program kerja tanpa realisas,” terangnya.
Orang nomor satu di Samarinda ini pun, berharap selain program penyembuhan, anak cabang PPTI sebaiknya dapat juga memberikan santunan kepada pasien TB yang tidak mampu atau miskin, sesuai dengan kemampuan organisasi. Sedangkan, untuk persoalan bantuan anggaran ia pastikan bisa menjadi usulan APBD serta probebaya.
“Jika memang membutuhkan anggaran, kita bisa usulkan pada APBD. Bahkan sangat mungkin melalui Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (probebaya),” jelasnya.
Hal ini pun, menjadi cacatan kepada Camat dan Lurah agar bisa segera terbentuk pengurus ranting di semua kelurahan di kota Samarinda. Sebagai bentuk kerja sama lapisan dalam penanganan TB.
“Tidak perlu banyak perencanaan yang tidak dapat terealisasi. 1 sampai 3 saja cukup, yang penting bermanfaat dan tepat sasarannya,” demikiannya. (adv)