Terbaring Di Rumah Sakit Kondisi Tidak Sadar, Hingga Kini Belum Diketahui Keluarganya
SAMARINDA — Di Ruang Angsoka rumah sakit umum Wahab Sjahranie (RSUD AWS) Samarinda tergolek seorang pasien yang sudah hampir sebulan tidak sadarkan diri, dengan selang yang terjulur dari lubang hidungnya, selang infus masih menempel ditangannya dengan kedua tangan diikat ke ranjang, ditangani intensif pihak rumah sakit, namun belum ada kemajuan yang berarti.
Yang menjadi miris pasien dalam keadaan koma belum diketahui dimana pihak keluarganya.
Informasi yang berhasil di himpun jurnalborneo di ruang Angsoka RSUD AWS, Selasa (23/9/2025), pada saat masuk IGD pasien diantar oleh seorang perempuan bernama Nisa yang mengaku sebagai temannya. Namun paska mengantarkan ke rumah sakit nomor kontak yang diserahkan saat pendaftaran tidak bisa dihubungi, juga tidak pernah lagi menengok kondisi pasien yang diantarkannya.
Agus Winaryo staf Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengungkapkan pihaknya menerima informasi dari pihak RSUD AWS bahwa terdapat pasien tanpa dampingan keluarga sudah waktunya di pulangkan.
Pasien sesuai Nama yang tertera di catatan medis dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) tertulis Sunarto, jenis kelamin laki-laki kelahiran Pasuruan tahun 1998, dengan alamat Desa Jone RT 7, kecamatan Tanah Grogot, kabupaten Paser.
“Kami masih kesulitan untuk bisa mendapatkan informasi pihak keluarganya. Pasien ini harus sudah waktunya dipulangkan dari rumah sakit, karena tanggungan BPJS ada batasnya, sehingga mau dibawa pulang kemana jika tidak diketahui keluarganya,” jelas Agus saat dihubungi media ini, Rabu (24/9/2025).
Agus mengungkapkan mengaku kondisi pasien Sunarto harus mendapat penanganan dan perhatian keluarga, sementara panti dibawah dinas Sosial Kaltim belum memungkinkan itu penanganan kondisi pasien seperti sunarto ini.
Pihak Dinsos Kaltim sudah berkoordinasi dengan Dinsos Kabupaten Paser, jika di sana ada tempat untuk menampung Sunarto pihak Dinsos Kaltim akan mengantarkannya ke Tanah Grogot. Namun hingga saat ini belum ada tanggapan yang jelas dari dinas sosial kabupaten Paser.
MERANTAU DI JONE TANAH GROGOT
Kepala Desa Jone saat dimintai penjelasan melalui sambungan WhatsApp soal asal muasal Sunarto juga tampak kesulitan. “Silahkan hubungin aja pak RT 15 yang pemekaran dari RT. 07. Karena kalau saya lihat dari KTPnya sebelum pemekaran RT.15 dan saya belum jadi kepala desa,” jelas Rawi kepala Desa Jone.
Masalah Sunarto ini menurutnya sudah dibahas 3 minggu yang lalu di group RT. “Tapi lebih jelasnya silahkan hubungin aja pak ketua RT 15 supaya lebih gamblang,” tambahnya.
Jasminto ketua RT 15 Desa Jone saat dikonfirmasi membenarkan bahwa dulu Sunarto bersama orang tuanya tinggal di lingkungan RT 15 Desa Jone, kecamatan Tanah Grogot, namun sejak dua tahun lalu orang tuanya meninggal, seluruh rumah dan tanahnya dijual.
“Sunarto itu bersama orang tuanya merantau ke Tanah Grogot dan menetap di Jone, sekitar dua tahun lalu orang tuanya meninggal, semua peninggalan orang tuanya dijual, dan bilangnya mau pindah ke Jawa, tapi dimana jawanya belum jelas,” ungkap Jasminto.
Jasminto masih berusaha membantu mencarikan keberadaan keluarga Sunarto. “Kita masih upayakan terus, semoga ada keluarganya yang bisa dihubungi,” pungkas Jasminto.(mn)
Join Group Wa Kami Kaltimpedia.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now