Kaltimpedia
Beranda Samarinda Kelurahan Sempaja Timur Perangi Nyamuk DBD

Kelurahan Sempaja Timur Perangi Nyamuk DBD

Kaltimpedia.com, Samarinda  – Puluhan relawan dari berbagai organisasi bersatu padu turun ke lapangan di Kelurahan Sempaja Timur Kecamatan Samarinda Utara, menyusul adanya laporan warga masyarakat yang ada di puluhan RT di kelurahan tersebut positif DBD akibat tergigit nyamuk Aedes aegypti pembawa virus demam berdarah dengue (DBD).

Abdurahman (28) warga RT 53 Kelurahan Sempaja Timur mengatakan bahwa dilingkungan tempat tinggalnya sudah ada dua anak yang positif DBD sampai dirawat rumah sakit.

Gempuran pertama menggunakan alat pengasapan (Fogging) dengan merek Swingfog buatan German atas pinjaman dari Dinas Kesehatan Kota Samarinda dilaksanakan di Kelurahan Sempaja Timur.

Kegiatan ini dengan di komandani Camat Samarinda Utara, Syamsu Alam menyusur beberapa tempat, terutama di sekitar rumah anggota warga yang telah terdeteksi DBD, antara lain di lingkungan RT 53, 26,28, 40, 41, 06, 50 dan 39, Ahad pagi 23 Januari 2022.

Syamsu Alam mengatakan, gempuran terhadap demam berdarah di daerah yang dipimpinnya ini murni diinisiasi oleh beberapa relawan yang ada di Kota Samarinda.

“Saya paham, relawan sangat perduli akan kesehatan saudara-saudaranya, mereka yang berusaha mencari alat dengan meminjam ke berbagai pihak, mereka juga yang bergotong royong menyediakan perlengkapan untuk penyemprotan seperti solar, cairan pembesmi nyamuk. Bantuan cairan pembasmi nyamuk ini, kita dibantu dari Yayasan Karya Insani,” jelas Syamsu Alam saat ditemui media ini, Minggu (23/1/2022).

Para relawan yang turun aktif bahu-membahu dalam kegiatan bhakti sosial fogging menyusul adanya 19 anak yang dinyatakan terkena DBD ini antara lain tampak Ahmad Sopian Noor anggota DPRD Kota Samarinda, dari lembaga swadaya masyarakat LPM, FMP, PPK Annur, FLDM, Raudhatul Jannah, Mako 10, Tagana, KPJ, Relindo, dan PWI Kaltim Peduli.

Beberapa relawan yang ditemui media ini mengatakan bahwa upaya meminjam alat fogging ke Puskesmas terkadang sulit dilakukan. Selain karena keterbatasan operator, alat ini juga memerlukan keterampilan khusus.

Riyad, teknisi yang menanganani alat Fogging di Dinas Kesehatan Kota Samarinda menjelaskan  karena pengoperasiannya yang memerlukan keterampilan khusus sehingga Puskesmas tidak akan melepas alatnya sembarangan.

Saat proses peminjaman Riyad juga melatih operator yang akan menggunakan alat ini, mulai bagaimana cari mengidupkan, mengoperasikan, mematikan alat Fogging buatan German, hingga mengoplos cairan yang digunakan untuk pembasmi nyamuk DBD ini. “Khusus untuk cairan pengasapan ini terdiri dari solar 20 liter dicampur dengan Cinoff 1 liter, dikocok hingga rata baru dimasukkan ke dalam tangki fogging,” jelas Riyad.(MUN)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan