Kaltimpedia
Beranda Nasional di IKN Bakal Jadi “10 Minute City” Semua Bisa Dijangkau Jalan Kaki dan Transportasi Umum

di IKN Bakal Jadi “10 Minute City” Semua Bisa Dijangkau Jalan Kaki dan Transportasi Umum

Jakarta – Proses pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara terus berlangsung. Pemindahan ibu kota ini diharapkan dapat mewujudkan model kota Indonesia yang lebih baik.
Hal ini diungkapkan Direktur Ruang Waktu Knowledge-Hub for Sustainable (Urban) Development Wicaksono Sarosa dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Akademi Jakarta, Kamis (31/8/2023). Wicaksono Sarosa diketahui beberapa kali diundang Bappenas untuk ikut membahas pemindahan ibu kota.

Wicaksono Sarosa mengatakan wacana pemindahan ibu kota ini kerap muncul saat Jakarta mengalami banjir hingga polusi udara. Tidak hanya itu, wacana ini juga telah dibicarakan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

“Setiap kali ada persoalan di Jakarta, banjir, macet, polusi, selalu wacana pemindahan ibu kota ini muncul. Di zaman Pak SBY berkali-kali muncul, tapi baru dieksekusi oleh Jokowi,” kata Wicaksono Sarosa dalam acara diskusi yang disiarkan melalui akun YouTube Akademi Jakarta itu.

Namun, menurutnya, persoalan Jakarta bukan menjadi alasan utama pemindahan ibu kota. Ia menilai salah satu alasannya adalah kegiatan ekonomi yang berpusat di Jakarta, sehingga dibutuhkan secara psiko-politis.

“Saya tidak cenderung untuk merekomendasikan persoalan di Jakarta ini menjadi alasan utama, karena persoalan di Jakarta harus diselesaikan, apa pun, ibu kota atau tidak,” kata Wicaksono.

“Ada persoalan lain yang bisa dijadikan alasan untuk pemindahan ibu kota. Selama ini kegiatan ekonomi dan sebagainya terlalu berpusat di Jakarta, sehingga, kalau bisa, ada perubahan yang sangat dominan itu bisa mengubah secara psiko-politis itu akan sangat berarti ke depannya. Nanti orang akan berpikir yang namanya membangun ibu kota tidak hanya di Jakarta,” sambungnya.

Oleh sebab itu, harapan pemindahan ibu kota ini yaitu mewujudkan model kota Indonesia yang lebih baik. Selain itu, diharapkan terbentuknya 10 minute city, yaitu mencapai tujuan dengan berjalan kaki atau angkutan umum ramah lingkungan.

“Harapannya, dengan memindahkan ibu kota, ingin mewujudkan semacam model kota Indonesia yang lebih baik, dan harapannya diwujudkan menjadi 10 minute city, keterpaduan infrastruktur arah pembangunannya ke arah sana,” tuturnya.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Direktur Rujak Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja, menilai membangun kota sebagai penggerak pertumbuhan bukan merupakan hal yang mudah. Hal ini lantaran banyak negara berlomba melakukan hal yang sama.

“Bukan suatu cita-cita yang sangat mudah dicapai, ada banyak negara di saat yang bersamaan berpikirnya sama, yang berpikir ingin menjadikan kota sebagai penarik kapital dan penggerak pertumbuhan. Sampai 2019, ada 5.400 zona ekonomi khusus dalam berupa penetapan kawasan, pembangunan kawasan baru dan pembangunan kota baru,” ujar Elisa.

“Semuanya berlomba dengan modus yang sama, yaitu bersaing dengan memanfaatkan infrastruktur perkotaannya, kompleks permukimannya, pusat finansial, titik kota dan pusat kota yang spektakuler dengan desain dan arsitek kenamaan demi menarik investasi,” sambungnya.

Repost by : Detik

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan