Kaltimpedia
Beranda Nasional PMMBN Gelar Kongres, Diikuti 350 mahasiswa dari berbagai wilayah dan komisariat se Indonesia

PMMBN Gelar Kongres, Diikuti 350 mahasiswa dari berbagai wilayah dan komisariat se Indonesia

Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama M. Munir saat menyampaikan sambutan pada kongres PMMBN.

JAKARTA – Mahasiswa memiliki peran penting mahasiswa sebagai pelopor gerakan moderasi beragama dan bela negara. Pesan itu disampaikan Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama M. Munir saat memberikan sambutan pada Kongres Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara (PMMBN) di Hotel Grand Mercure Ancol, Jakarta Utara, Minggu (26/10/2025).

Menurut Munir, mahasiswa memiliki peluang besar menjadi penggerak bangsa melalui karya dan aktivitas sosial yang berakar pada nilai-nilai keagamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. “Mahasiswa yang aktif di PMMBN bukan hanya duta yang hadir sekali lalu hilang. Jiwa aktivis harus terus hidup untuk membawa nilai-nilai keagamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan,” pesan Munir.

Munir mengisahkan, semangat lahir PMMBN berawal dari pertemuan sederhana sejumlah mahasiswa di sebuah warung kopi di Surabaya, sehari setelah Penguatan Kapasitas Mahasiswa Islam pada Perguruan Tinggi Umum. Dari diskusi itu muncul tekad untuk membentuk wadah yang memperkuat gerakan mahasiswa moderat.

“Dari pertemuan kecil itu lahir semangat besar untuk menjaga Indonesia dari gerakan intoleran dan radikal,” tegasnya.

Sejak resmi dikukuhkan di Malang pada 2022 dan memperoleh izin Kemenkumham di tahun yang sama, PMMBN terus berkembang pesat. Kini organisasi tersebut memiliki 22 pengurus wilayah dan 220 komisariat di berbagai perguruan tinggi umum di seluruh Indonesia. Keberadaan PMMBN menjadi ruang bagi mahasiswa untuk menumbuhkan semangat toleransi, cinta tanah air, dan tanggung jawab kebangsaan.

“Islam harus menjadi rahmatan lil ‘alamin, dan NKRI adalah harga mati. Negara ini berdiri atas tumpah darah para pahlawan, maka kita wajib menjaganya dari gerakan intoleran, radikal, dan anti-NKRI,” tutur Munir.

Ia juga menekankan pentingnya mahasiswa terus aktif berorganisasi sebagai bagian dari proses membangun karakter, jejaring, dan kepemimpinan. “Anda boleh cerdas secara akademik, tapi wajib aktif berorganisasi. Di situlah tempat menumbuhkan relasi dan kepemimpinan,” tukasnya.

Munir mengajak seluruh kader PMMBN untuk mengembangkan organisasi secara demokratis, sehat, dan berorientasi pada kemaslahatan umat serta bangsa. “PMMBN baru berumur dua tahun, tapi sudah menunjukkan kemajuan luar biasa. Mari bangun PMMBN untuk agama, nusa, dan bangsa,” ucapnya.

Kongres PMMBN kali ini diikuti sekitar 350 mahasiswa dari berbagai wilayah dan komisariat di seluruh Indonesia. Selain memperkuat jejaring kader, kegiatan tersebut juga menjadi momentum penguatan komitmen mahasiswa terhadap nilai-nilai moderasi beragama dan semangat bela negara.

Ke depan, PMMBN menargetkan memiliki sekretariat nasional tetap dan memperkuat struktur organisasi dari tingkat pusat hingga komisariat kampus, sebagai upaya memperluas gerakan mahasiswa moderat di Indonesia.

PRA KONGRES BERBAGAI SEMINAR DIGELAR

Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara (PMMBN) sebelum menggelar Kongres Nasional perdananya ini bertepatan dengan momentum Hari Sumpah Pemuda dan mengusung tema besar “Pemuda Berdaya, Indonesia Digdaya”, sebagai simbol lahirnya babak baru gerakan mahasiswa moderat dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

Menjelang Kongres Nasional, PMMBN menggelar rangkaian kegiatan bertajuk Road to Kongres, di antaranya dua seri Kajian Bareng PMMBN (KABAR PMMBN). Kajian pertama pada 17 Oktober 2025 mengangkat tema “Ekoteologi dan Perlawanan terhadap Antroposentrisme dalam Tradisi Agama” dengan menghadirkan Haning Parlan (Koordinator Nasional Greenfaith Indonesia), Dr. Akhol Firdaus (Direktur IJIR UIN SATU Tulungagung), dan Fahmi Sayfuddin (Pesantren Ekologi Misykat Al Anwar)

Sementara kajian kedua pada 24 Oktober 2025 bertema “Berani Moderat: Sinergi dan Kolaborasi Membangun Pemuda Berdaya Menuju Indonesia Digdaya di Era Kecerdasan Buatan”, menghadirkan Dewi Anggraeni, M.A (UIN Gus Dur), Roji Nugroho (Unesa), dan Irhamni Ali, S.Hum., M.P., Ph.D (Data Scientist Perpustakaan Nasional RI).(biro hdi/mn)

Join Group Wa Kami Kaltimpedia.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan